Minggu, 15 Juni 2014

Memimpin dengan Memaafkan Orang Lain


            Para pemimpin Quraisy Mekkah mengalami kekecewaan luar biasa, satu harapan telah sirna. Hal ini dikarenakan, pada malam rencana pembunuhan Rasulullah SAW gagal total. Ternyata beliau telah meninggalkan tempat. Untuk itu, mereka harus berusaha menghentikan Rasulullah agar tidak sampai ke Madinah. Salah satu cara yang paling murah adalah mengadakan sayembara. Yakni sayembara barang siapa yang membawa pulang kepala Rasulallah SAW akan mendapat hadiah yang luarr biasa. Yakni, 100 ekor unta terbaik, 100 ekor kuda terbaik dan 100 budak terbaik.
            Ternayat hanya seorang yang mengikuti sayembara itu dan dan dia adalah Suraqah pemuda yang dikenal pemberani, pandai bermain pedang, kuat dan bertenaga besar. Selain itu, keahlian yang dikenal pada dirinya adalah pandai membaca jejak.  Karena itulah dia juga dikenal sebagai pemburu yang handal, belum ada yang mengalahkannya.
            Kepandaian Suraqah dalam membaca jejak benar-benar terbukti. Ia berhasil menemukan keberadaan Rasulullah SAW dan Abu Bakar RA. Namun, tatkala Suraqah dengan menghunus pedang akan melakukan penyerangan, tiba-tiba beberapa langkah sebelum mencapai Rasulullah SAW, kakinya terpelosok dalam lubang sedalam lutut.
            “Ya Muhammad ! saya tidak akan mencoba membunuhmu dan akan membiarkanmu pergi ke Madianah. Tolong bebaskan diriku dari himpitan tanah ini.” Pinta Suraqah. Rasulullah SAW pun memenuhi permintaan itu, begitu terbebas, Suraqah kembali ingin menyerang kembali, namun sekali lagi ia tertelan hingga perut. Sekali lagi ia memohon untuk dibebaskan dan berniat tidak akan menyerang lagi.
            Tetapi, begitu terbebas kali ketiga, Suraqah melakukan penyerangan dan untuk ketiga kalinya ia terhimpit bumi hingga lehernya. Ia pun minta dibebaskan, sekali lagi Rasulullah SAW bersedia membebaskannya. Suraqah yang mengalami kejadian yang luar biasa itu, pintu hatinya terketuk Rasulullah bukanlah yang dikatakan semua orang Mekkah. Nabi SAW benar-benar orang yang istimewa. Seseorang yang berkepribadian mulia, pemaaf dan arif dalam bertindak. Dan karena itu kesadaran penuh ia beralih dari menyembah berhala, menjadi penyembah Allah SWT.           
Tentu untuk memaafkan kesalahan orang lain bukanlah suatu perkara yang mudah. Dengan gampang kita bisa mengatakan untuk menjadi pribadi yang pemaaf namun belum tentu kita menerimanya meski masih ada rasa sakit dalam hati kita karena ulah orang yang berbuat jelek kepada kita. Untuk menjadi pribadi yang pemaaf ini tentunya memerlukan latihan-latihan agar kita terbiasa untuk memaafkan kesalahan orang lain. Memberikan sebuah kata maaf lebih baik dari pada melakukan suatu pembalasan. Seringkali kita temukan banyak orang yang berbuat salah kepada orang lain sehingga menyebabkan dendam, pertengkaran dan bahkan sampai terjadi pembunuhan. Hal ini dikarenakan kita tidak mempelajari teori, praktek dan faedah dari memaafkan kesalahan orang lain.
Untuk menjadi pribadi yang pemaaf. pertama yang harus kita ingat adalah kebaikan orang yang telah berbuat salah kepada kita. Dengan mengingat kebaikan seseorang kita akan menjadi sadar bahwa dia adalah orang yang selalu memberi kebaikan pada diri kita. Kedua adalah mengingat kesalahan kita kepada orang tersebut. Kita harus ingat bahwa kita juga pernah melakukan kesalahan kepada orang yang telah berbuat salah. Dengan demikian kita berlatih bersabar untuk menjadi pribadi yang pemaaf.
Dari Abu Hurairah ra bahwasanya Rasulullah SAW bersabda : “bukanlah orang kuat itu orang yang selalu menang gulat, akan tetapi orang yang kuat adalah orang yang mampu menguasai dirinya disaat marah” (HR. Bukhari-Muslim). Dari contoh diatas kita dapat memetik pelajaran yang sangat berharga dari Rasululllah.  Bagaimana beliau memperlakukan orang yang ingin membunuhnya tapi dengan jiwa besar beliau memaafkan apa yang menjadi niat dari Suraqah. Sungguh beliau adalah teladan yang agung dan semoga bertambah rasa cinta kita kepada beliau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar