A.
Pengertian
Kesempatan Kerja
Kesempatan kerja sangat erat kaitannya dengan kemampuan perusahaan
dalam menampung atau menyerap sumber daya manusia dalam kaitannya dengan proses
produksi, baik barang maupun jasa.
B.
Macam-macam
Pengangguran
a.
Pengangguran Siklus
Pengangguran disebabkan terjadinya siklus konjungtur negara yang
mengalami resesi atau depresi perekonomian.
b.
Pengangguran Teknologi
Pengangguran disebabkan penggunaan teknologi seperti mesin-mesin
yang modern dan otomatis, sehingga menyingkirkan tenaga kerja manusia.
c.
Pengangguran Musiman
Pengangguran bagi mereka yang pekerjaannya tergantung kepada usaha
pertanian yang tidak selamanya dapat melakukan kegiatan.
d.
Pangguran Struktural
Pengangguran akibat rasionalisasi dalam industri-industri yang
modern.
e.
Pengangguran Normal
Pengangguran yang memang belum dapat pekerjaan dikarenakan
pendidikan dan keterampilan yang tidak memadai.
C.
Pengangguran
berdasarkan lama waktu kerja, terdiri atas:
a.
Pengangguran terbuka (open
unemployment), yakni tenaga kerja yang benar-benar tidak memiliki pekerjaan
(sama sekali tidak bekerja). Pengangguran ini terjadi karena tidak adanya
lapangan kerja atau karena ketidaksesuaian lapangan kerja dengan latar belakang
pendidikan dan keahlian tenaga kerja.
b.
Setengah menganggur (under
unemployment), yakni tenaga kerja yang bekerja, tetapi bila diukur dari
sudut jam kerja, pendapatan, produktivitas dan jenis pekerjaan tidak optimal.
c.
Pengangguran terselubung (disguised
unemployment), yakni tenaga kerja yang bekerja tapi tidak sesuai dengan
latar belakang pendidikan atau keahliannya. Misalnya, seorang lulusan S1
pertanian bekerja sebagai tenaga pembukuan, atau seorang insinyur teknik
bekerja sebagai pelayan restoran.
D. Dampak Pengangguran
Pengangguran sangat berdampak pada
kehidupan perekonomian dan kehidupan sosial masyarakat. Pertumbuhan ekonomi
yang menurun, dan bahkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang menurun adalah
salah satu dampak pengangguran. Berikut ini beberapa dampak pengangguran
terhadap perekonomian dan kehidupan sosial:
a.
Menurunkan
Aktivitas Perekonomian
Pengangguran menyebabkan turunnya daya
beli masyarakat. Daya beli masyarakat yang menurun menyebabkan turunnya
permintaan terhadap barang dan jasa. Hal ini mengakibatkan para pengusaha dan
investor tidak bergairah melakukan perluasan dan pendirian industri baru
sehingga aktivitas perekonomian menjadi turun.
b.
Menurunkan
Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan Per Kapita
Orang yang tidak bekerja (menganggur)
tidak akan menghasilkan barang dan jasa. Itu berarti semakin banyak orang yang
menganggur maka PDB (Produk Domestik Bruto) yang dihasilkan akan menurun. PDB
yang menurun akan menyebabkan turunnya pertumbuhan ekonomi sekaligus turunnya
pendapatan per kapita. Pendapatan per kapita juga turun karena
c.
Meningkatkan
Biaya Sosial
Pengangguran ternyata mengakibatkan
meningkatnya biaya sosial. Karena, pengangguran mengharuskan masyarakat memikul
biaya-biaya seperti biaya perawatan pasien yang stres (depresi) karena
menganggur, biaya keamanan dan biaya pengobatan akibat meningkatnya tidak
kriminalitas yang dilakukan oleh penganggur, serta biaya pemulihan dan renovasi
beberapa tempat akibat demonstrasi dan kerusuhan yang dipicu oleh ketidakpuasan
dan kecemburuan sosial para penganggur.
d.
Menurunkan
Tingkat Keterampilan
Dengan menganggur, tingkat
keterampilan sesepramg akan menurun. Semakin lama menganggur, semakin menurun
pula tingkat keterampilan seseorang.
e.
Menurunkan
Penerimaan Negara
Orang yang menganggur tidak memiliki
penghasilan (pendapatan). Itu berarti semakin banyak orang yang menganggur,
akan semakin turun pula penerimaan negara yang diperoleh dari pajak
penghasilan.
E.
Usaha
Mengatasi Pengangguran
Menurut Keynes, pengangguran tidak dapat dihapuskan, tetapi hanya
dapat dikurangi, dengan cara:
a.
Memperluas kesempatan kerja:
Meningkatkan
maupun menambah kegiatan ekonomi baru.
b.
Menurunkan jumlah angkatan kerja :
Dilakukan
dengan program Keluarga Berencana, Program Wajib Belajar 9 tahun bagi anak usia
sekolah minimal sampai tamat SLTP.
F.
Peningkatan
kualitas tenaga kerja
Dapat dilakukan melalui:
1)
Jalur formal, seperti sekolah umum,
sekolah kejuruan dan kursus-kursus.
2)
Jalur nonformal, yang terdiri atas:
a. Latihan kerja
Yaitu kegiatan untuk melatih tenaga kerja agar memiliki keahlian
dan keterampilan di bidang tertentu sesuai tuntutan pekerjaan. Dalam hal ini
Departemen Tenaga Kerja sudah mendirikan BLK (Balai Latihan Kerja) di setiap
Daerah Tingkat II.
b. Magang
Yaitu latihan kerja yang dilakukan
langsung di tempat kerja. Magang umumnya diselenggarakan oleh lembaga
pendidikan yang bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan yang dianggap tepat
sebagai tempat latihan kerja. Tujuannya, setelah magang siswa menjadi tenaga
kerja yang siap pakai. Kegiatan magang merupakan bagian dari proses Link and
Match (Keterkaitan dan Kecocokan).
c. Meningkatkan kualitas mental dan spiritual tenaga kerja.
Untuk meningkatkan kualitas tenaga
kerja, tidak hanya mengutamakan segi pengetahuan, keahlian dan keterampilan.
Akan tetapi, kualitas mental dan spiritual seperti: keimanan, kejujuran,
semangat kerja, kedisiplinan, terampil, inovatif, cerdas, bisa saling menghargai dan bertanggung jawab juga perlu
ditingkatkan juga perlu ditingkatkan.
d. Meningkatkan pemberian gizi dan kualitas kesehatan
Tenaga kerja tidak mampu bekerja
dengan baik bila kurang gizi dan kurang sehat. Kurang gizi bahkan bisa
menurunkan kualitas otak (kecerdasan) yang justru sangat dibutuhkan dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan. Dengan demikian, peningkatan pemberian gizi dan
kesehatan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja.
e. Meningkatkan pengadaan seminar, workshop yang berkaitann
dengan pekerjaan tertentu.
Pada umumnya tenaga kerja pada level
menengah ke atas seperti kepala seksi, kepala bagian dan sejenisnya dapat
meningkatkan kualitas dirinya dengan mengikuti berbagai seminar workshop dan
sejenisnya. Peningkatan wawasan sangat berguna bagi tenaga kerja pada level
menengah ke atas, karena bisa digunakan untuk membantu dalam pengambilan
keputusan atau dalam pembuatan rencana dan strategi.