Sabtu, 10 Januari 2015

Kekasih Yang Paling Pengasih



Kasihani Aku
Terangi Jiwaku
Sinari Hidupku
Yang Berharap Belas Kasih
Yang Berharap Maaf Untuk Segala Salah Dan Dosa Di Langkahku
Semoga Engkau beri setitik cahaya terang sebelum masa hilang dari pandangan

Inilah sepenggal lirik lagu Opick yang berjudul “Ya Rahman”, sungguh bergetar hati ini ketika mendengar lagu-lagu yang diciptakan oleh Opick. Saya adalah fans beliau, pernah beliau datang ke Nurul Jadid tapi hanya mampir ke dalemnya (rumah) Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini. Dengar-dengar dari teman, Bapaknya Opick adalah alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid. Ini foto KH. Moh. Zuhri Zaini, Opick dan Bapaknya Opick. Hehe

Sangat menarik, ketika pengajian kitab berlangsung KH. Moh. Zuhri Zaini berdawuh “Allah Itu Kekasih Yang Paling Pengasih”. Memang benar adanya begitu dan seterusnya akan begitu. Allah itu Maha Baik, Allah itu Maha Penyayang, Allah itu Maha Pemaaf,  Allah itu Maha Pemurah, Allah itu Maha Penerima Taubat dan masih banyak nama-nama Allah yang tertera dalam Asmaul Husna.

Ketika kita berbuat salah kepada Allah tapi Allah tetap selalu memberi nikmat yang tak terhingga kepada kita. Kita membalas kemurahan Allah dengan keburukan yang kita lakukan. Sungguh Allah adalah Kekasih Yang Paling Pengasih. “Sebesar dan sebanyak apapun dosa yang kita lakukan, masih lebih besar dan lebih banyak Ampunan dan Rahmat yang Allah berikan”. Sungguh luar biasa kasih sayang Allah kepada mahkluknya. Kita sebagai ciptaannya seharusnya sadar bahwa kehidupan didunia ini hanyalah sementara. Kita sering dibuat lalai oleh kemewahan dan segala kegermerlapan dunia sehingga kita selalu menuruti keinginan nafsu kita.

Semua ini adalah milik Allah dan kita akan kembali kepada Allah nantinya, semoga Allah memberikan petunjuk yang lurus bagi kita agar kita selalu berbuat baik serta berada dalam lindungan-Nya. Segala puji bagi-Mu Ya Allah.

“Para penyayang akan disayangi oleh Sang Maha Penyayang. Maka sayangilah semua makhluk yang di muka bumi, niscaya kalian akan disayangi oleh siapapun yang ada dilangit”.


Min Haitsu La Yahtasib



Sabtu, 18 Oktober 2014

Seusai turun dari mushola timur, Sebagian anak-anak Firhaz sudah menunggu di depan kantor pesantren untuk bersama-sama sowan (minta do’a restu) ke Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini karena pada malam harinya kami akan mengikuti Lomba Fetival Banjari se-Jawa Timur di kampus STAIN Jember. Kemudian saya bilang ke anak-anak bahwa pengasuh meos (sedang bepergian), akhirnya saya kembali masuk ke kantor pesantren dan tak lama berselang Sifaul Fahmi masuk kanor dan bilang “pak, ayo pimpin ngaji ke astah bersama”

Setelah sampai di pesarean (astah), ilham bilang : hen, jek bit-abit, engkok setoran (hen, jangan lama-lama karena saya ada setoran)
Saya : patenang ham, mecah Yasin bik Sholawat Nariah petong kaleh gun (tenang ham, kita baca Yasin dan sholawat Nariyah saja 7 kali)
Selepas turun dari pesarean, anak-anak langsung bilang “terus mau ke mana ini pak ?”
Saya berpikir sejenak, kemudian langsung mengajak akan-anak sowan ke KH. Hefniy Mahfudz yang dalemnya (rumah) berada di Wilayah Zaid Bin Tsabit (Gang K).
Sampai di Gang K banyak anak-anak yang setoran hafalan Al-Qur’an di mushola sementara KH. Hefniy duduk di pengimaman musholla. Setelah menunggu di luar musholla, di cangkruk (tempat pondok pada jaman dulu yang terbuat dari kayu) lebih tepatnya. Kemudian Afif (santri yang menyetor hafalan) berkata “edikanen kiaeh, esoro masok (dipanggil kiai, di suruh masuk)”
Saya berkata kepada anak-anak : beh mek bisah kiaeh taoh yeh mon kita adentek neng luar ? (kiai kok tau ya kita sedang menunggu beliau diluar ?)
Ilham : tak taoh yeh, been se benta ke kiaeh hen (gak tau ya, kamu yang bicara ke kiai hen)
Saya : siap.

Kemudian kami masuk ke musholla sementara banyak anak-anak yang setoran hafalan melihat kami masuk bersama-sama. Tak lama berselang KH. Hefniy menanyakan maksud kedatangan kami ke beliau.
KH. Hefniy : ada apa dan dari mana ini ?
Saya : kami dari teman-teman Firhaz, mohon do’a restu karena nanti malam kami akan mengikuti Lomba Festifal Al-Banjari di STAIN Jember
KH. Hefniy : level apa itu ?
Saya : festifal Banjari se-Jawa Timur
KH. Hefniy minta selembar kertas, tapi saya tidak bawa karena tidak ada persiapan. Akhirnya saya mengambil A’malul Yaum (amalan sehari-hari) yang ada di saku. Beliau menulis sesuatu untuk dibaca bersama ketika mau naik panggung dan dibaca dalam hati ketika sudah berada di atas pentas.

Kami sampai di kampus STAIN Jember sebelum Maghrib, kami tampil pada jam 9 malam. Ketika kami mau naik ke atas pentas, saya memimpin do’a bersama. “Bismillah kita baca Al-Fatihah untuk  baginda Rasulullah Muhammad SAW, kepada seluruh Pengasuh dan keluarga besar Pondok Pesantren Nurul Jadid serta orang tua kita di rumah, Al-Faitihah” dilanjut dengan pembacaan do’a bersama-sama yang telah diberi oleh KH. Hefniy. Setelah itu saya beri anak-anak nasehat “yang tenang dan yakin”.

Sebenarnya ketika pembacaan juara, saya agak pesimistis karena juara 4 dan 3 sudah menjadi milik grup lain.  Ketika masuk pengumuman juara ke-dua, MC memberi tau bahwa yang juara 2 berasal dari Kota Probolinggo. Alhamdulillah akhirnya kami juara 2 Festival Al-Banjari se-Jawa Timur di Kampus STAIN Jember dan mendapat hadiah uang sebesar Rp.2.500.000. ya alhamdulillah kami juara 2, meski sempat masih agak gak percaya kalau kami juara 2. Hehe

Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar.
Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah Telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.