Selasa, 22 Juli 2014




  • Kebahagiaan yang sebenarnya adalah ketika kita bisa bermuwajjahah kepada Allah
  • Amal sedikit yang disertai ketundukan itu lebih berharga dari pada amal banyak yang disertai bangga diri
  • Kalau orang sudah cinta sama Allah maka akan menerima (Qona’ah) atas pemberian Allah. Apapun pemberian Allah itu akan enak meski dimata orang lain tidak enak
  • Husnudhon itu tidak cukup dengan angan-angan tapi harus sungguh-sungguh mengabdi dan takut siksa Allah sehingga timbul ibadah
  • Allah itu memberi bukan karena amal kita tapi karena ketundukan kita
  • Angan-angan itu menipu (tidak menghasilkan apa-apa)
  • Ilmu tidak ada artinya kalau tidak bisa mengendalikan diri
  • Hidup di dunia masih punya kesempatan kerja, tapi kalau sudah mati tidak akan bisa kerja. Banyak orang yang hidup di dunia itu sedang tidur, tapi kalau sudah mati akan sadar
  • Kaya itu bukan banyak hartanya, tapi kaya itu tidak butuh apa-apa
  • Kita diibaratkan kendaraan, ada penggerak (raja’) dan ada pengendali (khauf)

Fks-Kraksaan di Masjid Al-Barokah Seboroh













Part 23

  • Jadikan semua aktivitas kita ditujukan kepada Allah. Bukan hanya sholat saja. Tapi makan, olahraga dll ditujukan kepada Allah
  • Kita berusaha jangan hanya untuk kepentingan sesaat saja, tapi tujukan untuk kepentingan akhirat
  • Bakhil itu pangkal dari sifat-sifat jelek
  • Kalau orang tidak tulus maka tidak akan langgeng
  • Orang yang akhlaknya baik maka akan mudah jadi orang yang beriman
  • Kalau kita melakukan ibadah tapi tujuannya untuk kepentingan duniawi itu bukan ibadah. Contohnya kita puasa senin-kamis tujuannya supaya karir kita meningkat. Amal akhirat kok tujuannya dunia ? ibadah harus ditujukan untuk kebahagiaan yang hakiki (akhirat)
  • Riya’ : pandang muka (beramal kalau ada orang lain)
  • Orang yang memburu uang itu karena keinginannya bukan karena kebutuhannya

Part 24

  • Jabatan itu bukan untuk kepentingan pribadi, tapi untuk pelayanan masyarakat
  • Kita jangan suka suudzon sama seseorang, karena kita tidak tau sama hati seseorang
  • Rizqi yang banyak dipahami orang itu hanya harta saja
  • Dunia itu tidak jelek, yang jelek adalah nafsu kita. Karena saking cintanya kita kepada nafsu sehingga dunia dijadikan tujuan bukan sarana
  • Kekayaan Nabi itu ada di hatinya, bukan pada hartanya
  • Ilmu itu tidak hanya cukup dengan belajar, tapi juga terakat (riyadah)
  • Ada lapar yang bahaya, yaitu lapar perut dan lapar hati
  • Kelapangan rizqi adalah kelapangan hati kita (qona’ah) menerima pemberian Allah, banyak atau sedikit
  • Nafsu kita itu sangat berat (di ajak maksiat mau, di ajak ibadah tidak mau)
  • Orang yang tembus pandangannya ke akhirat, maka dia akan berpikir tidak apa-apa melarat di dunia asal nanti senang di akhirat

Part 25

  • Jangan berharap sama amal kita, tapi kita harus berharap sama rahmat Allah
  • Menyenangkan hati orang lain itu adalah ibadah
  • Orang kalau sudah takut kepada Allah, maka sgala sesuatu akan takut kepadanya
  • Kita bermuhasabah bukan hanya kebaikannya saja, tapi kejelekannya juga
  • Kita beramal untuk mengaharap rahmatnya, bukan untuk bangga diri
  • Terkadang nafsu kita mengajak pada kebaikan tapi niat kita di belokkan. Contoh kita rajin belajar supaya pintar tapi tujuan kita ingin terkenal
  • Prestasi itu penting tapi lebih penting adab
  • Tulus itu semata-mata karena Allah dan tidak bangga diri bagi diri sendiri dan orang lain
  • Keikhlasan itu bersumber dari tauhid, jadi harus memantapkan keyakinan kita kepada Allah agar bisa melatih diri untuk beramal kepada Allah
  • Abdi dalem itu merasa bangga jadi pelayan raja meski gajinya pas-pasan. Mestinya kita lebih bangga berkhidmah kepada Allah dari pada penguasa. Kenapa terjadi demikian ? ini dikarenakan kita belum kenal sama Allah